Anjing ya itu Aku
...
Aku setia
kepadamu wahai Tuanku, mencintaimu lebih dari Aku mencintai keluargaku...
Ya disini sangat
indah, taman surga, hari ini hari kebahagiaanku, terimakasih karena langkahmu
menghantarku duduk bersamamu disini... sungguh tak mau beranjak dari tempat
bersanding duduk denganmu..
Ketika kau
mengusap kepalaku, segerombol anjing datang, salah satu dari mereka mencoba
mencakarku,
“aduh dia
menggigit ku!”... sangat sakit..
“Tuan tolong
bantu Aku ! tolong !”...
wajahku sendu
menatapmu yang tak kunjung melepaskan gigitan anjing ini... Aku berharap kau
tangan yang melepaskannya hingga lukaku tak parah dan berdarah .. Aku melihat
gerak tangan mu, Aku melihat matamu,, kau hanya menatapku...
Darahku tercecer...
Tuan tolong Aku... sembari Aku menggonggong...
Anjing itu
lari... Aku hanya mampu menjilat, membersihkan lukaku sendiri,,
Aku melihat
tanganmu, tidakkah kau mau menghapus bekas luka ini?..
Aku melihat
kakimu, tidakkah kau mengejar anjing itu dan berkata “dasar anjing kurang ajar!”....
Aku melihat
bibirmu tidakkah kau berkata Aku menyayangimu? ....
Air mataku
menetes coba kau tanya kepadaku kenapa Aku tak lari ketika mereka menggigitku,,
?
karena Aku tak
mau melewatkan sedetikpun bersamamu, duduk bersanding denganmu ...
apakah kesetiaanku
membuatku bodoh Tuan?
Tuan kau tau, seandainya kala itu kau menarik
gigitannya,
meski terluka
parah dan membekas, meski terkadang Aku jatuh karena luka itu sesungguhnya Aku
akan mengingat hal itu dan membantu ku untuk bangkit kembali...
Seandainya... :’)