Tuesday, January 1, 2013

08 Desember 2012

Posted by ^I r m a ^ at 11:08 PM 1 comments
Hari Sabtu, 08 Desember 2012 Tepat pukul 12.16 Dimensi waktu yang mungkin sudah kau lupa alur latarnya. Mengapa hari itu kau lukai aku, dan mengapa pula dulu kau katakan tidak untukku? Apakah aku memang pantas sebagai seorang yang selalu kau sakiti?… Mendung yang menggelayut di langit mulai meluruhkan gerimisnya yang tipis, tapi akankah gerimis itu akan berganti menjadi hujan yang deras mengguyur? Atau akan menguak gelap hingga lembayung senja perlihatkan senyumannya yang cantik?, Entahlah….. Kehadiranmu dalam hidupku, telah membangun sebuah menara cinta yang begitu kokoh dan tinggi di dasar hatiku, kemudian kau melambungkanku ke puncaknya yang tertinggi, aku bahagia berada di atas sana, memandangi setiap burung yang melintas, berarak menebar harapan akan masa depan. Lalu mengapa hari itu kau ingin merobohkan menara ini?, pada saat aku begitu bahagia berada di puncaknya? Aku hanyalah pemilik rasa yang begitu takut akan luka. Tetapi hari itu kau hadirkan sembilu dalam hatiku. Atas nama rasa, ku katakan padamu, aku tak ingin kehilanganmu. Aku tak ingin meluruhkan semua mimpi indah yang ku miliki, tentang kita. Lalu apa yang harus kukatakan kepadamu? Haruskah ku teteskan air mata, agar kau tau betapa dalam rasa yang aku miliki terhadapmu? Tak akan sirna dalam alam sadarku, ketika kau sentuh lembut dinding-dinding hatiku, menyenandungkan kisah tentang nyayian alam yang menawarkan kesejukan pagi, lalu mengapa hari itu kau bersamanya? Penjelasanmu, penjelasan paling tak logis yang pernah mampir dalam gendang telingaku. Bila kau tak ingin menyakitiku, mengapa kau lakukan semua itu?. Kau yang dulu memulainya, tapi mengapa harus diakhiri? Ya….itulah yang kau lakukan kepadaku, Kau ketuk lembut pintu hatiku, kuijinkan kau masuk, kau biarkan aku menebar harapan, berharap akan menuai bahagia itu terus bersamamu, lalu hari itu secara tidak langsung seperti halnya kau mohon diri, pamit untuk meninggalkanku. Bukankah kau yang selalu mengatakan kepadaku, aku adalah perempuan yang telah menjadi bidadarimu… Walau sakit, walau perih, walau luka, aku tak akan teteskan air mataku di hadapanmu. Bukan karena cintaku telah pupus, bukan pula karena kau tak lagi berarti untukku, tapi karena aku memang harus terus melangkah, aku tak akan biarkan hidupku terpuruk, aku harus sanggup menghadapinya, maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala, dan menitipkan sebuah doa yang penuh harapan untuk hari esok.

(´⌣`ƪ)

Free Piglet Walk ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Tuesday, January 1, 2013

08 Desember 2012

Hari Sabtu, 08 Desember 2012 Tepat pukul 12.16 Dimensi waktu yang mungkin sudah kau lupa alur latarnya. Mengapa hari itu kau lukai aku, dan mengapa pula dulu kau katakan tidak untukku? Apakah aku memang pantas sebagai seorang yang selalu kau sakiti?… Mendung yang menggelayut di langit mulai meluruhkan gerimisnya yang tipis, tapi akankah gerimis itu akan berganti menjadi hujan yang deras mengguyur? Atau akan menguak gelap hingga lembayung senja perlihatkan senyumannya yang cantik?, Entahlah….. Kehadiranmu dalam hidupku, telah membangun sebuah menara cinta yang begitu kokoh dan tinggi di dasar hatiku, kemudian kau melambungkanku ke puncaknya yang tertinggi, aku bahagia berada di atas sana, memandangi setiap burung yang melintas, berarak menebar harapan akan masa depan. Lalu mengapa hari itu kau ingin merobohkan menara ini?, pada saat aku begitu bahagia berada di puncaknya? Aku hanyalah pemilik rasa yang begitu takut akan luka. Tetapi hari itu kau hadirkan sembilu dalam hatiku. Atas nama rasa, ku katakan padamu, aku tak ingin kehilanganmu. Aku tak ingin meluruhkan semua mimpi indah yang ku miliki, tentang kita. Lalu apa yang harus kukatakan kepadamu? Haruskah ku teteskan air mata, agar kau tau betapa dalam rasa yang aku miliki terhadapmu? Tak akan sirna dalam alam sadarku, ketika kau sentuh lembut dinding-dinding hatiku, menyenandungkan kisah tentang nyayian alam yang menawarkan kesejukan pagi, lalu mengapa hari itu kau bersamanya? Penjelasanmu, penjelasan paling tak logis yang pernah mampir dalam gendang telingaku. Bila kau tak ingin menyakitiku, mengapa kau lakukan semua itu?. Kau yang dulu memulainya, tapi mengapa harus diakhiri? Ya….itulah yang kau lakukan kepadaku, Kau ketuk lembut pintu hatiku, kuijinkan kau masuk, kau biarkan aku menebar harapan, berharap akan menuai bahagia itu terus bersamamu, lalu hari itu secara tidak langsung seperti halnya kau mohon diri, pamit untuk meninggalkanku. Bukankah kau yang selalu mengatakan kepadaku, aku adalah perempuan yang telah menjadi bidadarimu… Walau sakit, walau perih, walau luka, aku tak akan teteskan air mataku di hadapanmu. Bukan karena cintaku telah pupus, bukan pula karena kau tak lagi berarti untukku, tapi karena aku memang harus terus melangkah, aku tak akan biarkan hidupku terpuruk, aku harus sanggup menghadapinya, maka disinilah aku sendiri sekarang menatap cakrawala, dan menitipkan sebuah doa yang penuh harapan untuk hari esok.
 

Celotehku \(•˙⌣˙•)/ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting